Sebagai marketplace raksasa yang berjaya di Indonesia, salah satu e-commerce yang
dikenal dengan nama JD.ID dikabarkan akan tutup layanan pada tanggal 31 Maret 2023
mendatang.
Loh, ada apa?
Sebuah tanda tanya besar tentu menjadi bola besar yang menggelinding pada pemikiran
sejumlah pihak. Banyak yang bertanya-tanya terkait alasan mengapa ditutupnya pelayanan
tersebut. Sebagaimana yang diketahui, JD.ID sudah beroperasi sejak tahun 2015 dan telah
memberi pelayanan berbelanja online dalam memenuhi kebutuhan logistik masyarakat di
Indonesia. Namun, sayangnya pelayanan tersebut tidak dapat diberikan lagi oleh pihak JD.ID
karena suatu alasan.
Alasan tersebut disampaikan oleh pihak manajemen JD.ID bahwa mereka
ingin berfokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas negara dan tidak bergerak lagi
di bidang e-commerce. Pihak manajamen JD.ID juga mengatakan bahwa hal tersebut
merupakan keputusan yang strategis dari induk perusahaannya, yakni JD.com.
Lalu, hal apa yang bisa dipelajari?
Adapun beberapa hal yang bisa dipelajari dalam hal ini antara lain:
1. Dalam Membangun Bisnis Diperlukan Mentor yang Cakap dalam Bidangnya
Faktor utama yang memungkinkan gulung tikarnya JD.ID dalam bidang e-commerce
adalah kurangnya mentor yang cakap dalam bidangnya. Sebagaimana yang diketahui
di zaman digitalisasi ini, perusahaan sejenis seperti, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan
sebagainya menjadi kompetitor yang sulit bagi JD.ID dalam melambungkan
bisnisnya. Hal tersebut tentu memerlukan mentor yang benar-benar cakap dalam
menyikapi permasalahan itu agar tetap bisa bertahan di era zaman yang semakin
modern ini.
2. Jangan Terlalu Ikut Tren Pasar
Dalam membangun sebuah bisnis, sebenarnya hal ini sangat penting agar memiliki
sasaran yang tepat pada pemasaran produk. Namun yang harus dipahami adalah jika
hanya mengikuti tren dan tidak menjadi diri sendiri, maka lingkungan pasar akan
bersifat homogen dan tentunya semakin banyak pesaing yang bergerak dalam bidang
yang sama tanpa adanya inovasi atau pembaruan. Hal tersebut tentu menyebabkan
adanya pergolakan permintaan pasar yang tidak seimbang jika produk yang
ditawarkan bersifat homogen.
3. Selalu Memerhatikan Kualitas Pelayanan
Hal ini sangat penting diperhatikan dalam membangun atau menjalankan sebuah
bisnis. Ditinjau dari idntimes.com, melemahnya foundasi JD.ID dalam
mengoperasionalkan bisnisnya adalah karena pelayanan pengaduan atau komplain
yang kurang efisien, yakni konsumen hanya bisa berkomunikasi dengan mesin. Hal
tersebut menjadi keluhan utama bagi konsumen JD.ID sehingga memberikan citra
yang buruk dalam hal pelayanan. Maka dari itu, kualitas pelayanan sangat
memengaruhi tonggak bisnis dalam suatu perusahaan.
Nah, itulah 3 hal yang dapat dipelajari dari kasus tutupnya pelayanan JD.ID.
Semoga dapat bermanfaat untuk kamu yang ingin membangun suatu bisnis.